Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, berkomentar soal
banyaknya kasus perselisihan antara murid dengan guru yang berakhir ke
ranah hukum.
Bagi Muhadjir, kondisi itu menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat dibutuhkan oleh murid.
Dengan pendidikan karakter yang akan dikemas melalui program
kokurikuler, Muhadjir berharap bisa mencetak murid yang tangguh dan
tidak gampah menyalahkan.
"Sekarang dicubit aja protes, lapor polisi," ujar Muhadjir dalam
sambutannya saat membuka Pekan Budaya Indonesia 2016 di Pendopo
Kabupaten Malang, Jumat (2/9/2016).
"Kalau guru sering dilaporkan, lama-lama tidak ada yang mau mengajar. Wes (sudah) gajinya telat, masih dilaporkan," kata dia.
Meski begitu, Muhadjir berharap semua guru mengajar dengan
sungguh-sungguh. Guru juga diminta meninggalkan kebiasaan lama dalam
melakukan proses belajar mengajar, supaya aktivitas tersebut tidak
membosankan bagi murid.
"Kalau gurunya ngajar seenaknya, maka dia sebetulnya sudah menanam dosa
kepada bangsa ini. Guru mengajarnya harus benar, mengajarnya harus penuh
tanggung jawab," ucapnya.
Menurut dia, jika guru sudah mengajar dengan penuh tanggung jawab,
keberadaan kurikulum sudah tidak berpengaruh. Apalagi guru yang mengajar
merupakan guru yang pintar dan terus berusaha untuk meningkatkan
kepintarannya.
"Saya yakin, apapun kurikulumnya asalkan gurunya hebat tidak ada
masalah. Yang penting gurunya harus pintar, harus hebat, apapun
kurikulumnya," tutur Muhadjir.
Saat ini, persoalan yang belum terpecahkan di dunia pendidikan adalah
soal kesenjangan. Namun persoalan tersebut sudah dijawab dengan adanya
Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Sayang, pendistribusian KIP belum sepenuhnya maksimal. Banyak penerima KIP yang belum mendapatkan kartu tersebut.
Sumber : http://regional.kompas.com/
EmoticonEmoticon